Banner IDwebhost
Banner IDwebhost
DAERAH  

Vaksinasi Nasional di Demak Diduga Gunakan Obat Hampir Kadaluwarsa, Apa Dampaknya?

Penggunaan vaksin MR yang mendekati kadaluwarsa di Demak menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan guru, mendorong permintaan investigasi lebih lanjut.

Bagikan :

HARIANSOLORAYA.COM, DEMAK || Program vaksinasi nasional Measles Rubella (MR) yang berlangsung di Kabupaten Demak kini menjadi sorotan setelah ditemukan dugaan penggunaan vaksin yang mendekati masa kedaluwarsa. Di SDN 1 Wonoagung, beberapa siswa dilaporkan telah disuntik dengan vaksin yang diketahui kadaluwarsa pada bulan Agustus 2024, menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan tenaga pendidik mengenai potensi dampak terhadap kesehatan anak-anak.

Vaksinasi dengan Vaksin Hampir Kadaluwarsa
Program vaksinasi ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2024, di mana vaksin yang digunakan memiliki masa kedaluwarsa yang sama. Tim investigasi yang melakukan pemantauan di lapangan menemukan bahwa saat pengambilan gambar botol vaksin, petugas vaksinasi tampak berusaha menutupi informasi. “Kalau mau foto, ambil yang ini saja. Vaksin yang lama sudah tidak layak,” ujar salah satu petugas sambil menyodorkan botol baru, yang dinyatakan belum digunakan.

Dalam proses investigasi, tim berhasil mendokumentasikan botol vaksin yang disuntikkan kepada siswa, menunjukkan tanggal kedaluwarsa yang hanya beberapa hari setelah vaksinasi dilaksanakan. Hal ini menciptakan kekhawatiran bahwa vaksin yang digunakan mungkin sudah tidak efektif atau berpotensi menimbulkan efek samping.

Dinas Kesehatan Berikan Penjelasan
Menanggapi masalah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak mengklaim bahwa vaksin yang digunakan masih dalam kondisi aman pada saat pelaksanaan vaksinasi. “Vaksin MR yang diberikan kepada siswa memang memiliki masa kadaluwarsa pada akhir Agustus 2024, tetapi saat disuntikkan, vaksin masih layak dan memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan,” jelasnya dalam keterangan tertulis.

Namun, penjelasan ini tidak sepenuhnya menghilangkan rasa cemas di kalangan orang tua dan guru. Banyak yang mempertanyakan mengapa vaksin yang hampir kadaluwarsa tetap digunakan, apalagi untuk anak-anak yang menjadi sasaran utama program vaksinasi.

Respon Orang Tua dan Guru
Kekhawatiran ini semakin mendalam ketika beberapa siswa dilaporkan mengalami demam setelah menerima vaksin. Seorang wali murid mengekspresikan keprihatinannya, “Saya merasa khawatir. Jika tahu anak saya divaksin dengan obat yang sudah dekat kadaluwarsa, saya pasti tidak akan mengizinkannya.” Sementara itu, Suwarni, Kepala Sekolah SDN 1 Wonoagung, juga mengungkapkan kekecewaannya. “Kami tidak diberitahu tentang kondisi vaksin yang digunakan. Semua informasi berasal dari Dinas Kesehatan, dan kami percaya bahwa mereka akan memberikan yang terbaik untuk anak-anak kami.”

Dampak Potensial dan Perlunya Investigasi
Dugaan penggunaan vaksin kadaluwarsa dalam program vaksinasi nasional ini memunculkan pertanyaan serius mengenai keamanan dan efektivitas vaksinasi. Masyarakat meminta agar pihak berwenang melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa program vaksinasi ini tidak hanya aman tetapi juga transparan dalam pelaksanaannya.

Kesehatan anak-anak merupakan prioritas utama, dan setiap tindakan yang diambil dalam program vaksinasi harus didasarkan pada pertimbangan yang hati-hati. Masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan agar setiap vaksin yang diberikan kepada anak-anak memiliki kualitas yang terjamin, sehingga memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyakit.

( Soetarso )

 

BERITA TERBARU YANG DISARANKAN !

Bagikan :

Eksplorasi konten lain dari Harian Solo Raya - Berani, Tegas dan Bermartabat

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Harian Solo Raya - Berani, Tegas dan Bermartabat

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca