HARIANSOLORAYA.COM, GROBOGAN || Usia telah senja serta fisik tidak lagi sempurna, semua menjadikan aktivitas nenek Lansia Sutijah (74) warga desa Lajer Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan – Jawa Tengah menjadi terbatas .
Semenjak sang suami telah meninggal beberapa tahun yang lalu ,
nenek Sutijah Untuk bertahan hidup harus bergantung kepada anaknya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya .
Keterbatasan itulah yang pada akhirnya sang nenek berharap ada bantuan dari pemerintah . Namun sepertinya yang di harapkan kini hanya menjadi keluhan yang masih sulit untuk mendapatkan jawaban.
Kepada wartawan relasi publik.com nenek Sutijah mengeluhkan tentang tentang pemerintah desa yang selama ini tidak pernah memberikan bantuan kepadanya . Sabtu ( 5 /11/2022 )
Lha mbuh piye Kulo nggih mboten mudeng , wong sing do mampu malah do angsal bantuan tapi Kulo sing keadaan ngaten Niki malah mboten Nate angsal bantuan nopoke mawon ” ( lha saya juga malah bingung , orang yang mampu malah pada dapat bantuan tapi saya yang keadaannya seperti ini malah tidak dapat bantuan ) ” Keluhnya dengan wajah yang terbalut kesedihan.
Di tambahkan oleh saudara dari nenek Sutijah bahwa dirinya pun sering menanyakan perihal bantuan kepada pemerintah desa, namun dari pemerintah desa Lajer selalu menjawab semua tergantung dari pusat . ” Masalah batuan itu saya sering menanyakan ke perangkat mas karena saya pun salah satu warga yang tidak pernah dapat bantuan , tapi pasti dari perangkat menjawab semua itu tergantung dari pusat , gitu terus ” Terangnya.
Masalah pendataan warga yang layak dan yang tidak layak menjadi Keluarga Penerima Manfaat ( KPM ) , hingga saat ini masih menjadi persoalan yang belum bisa terselesaikan oleh pemerintah desa . Terlihat Sistem tebang pilih atau like and dislike masih menjadi pilihan utama dalam pemerintah desa menetapkan warga yang layak menjadi KPM. ( Sutarso )